Tuesday, June 28, 2011

CSR DAPAT MENCIPTAKAN KEMANDIRIAN MASYARAKAT

Coorporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan seharusnya dapat menciptakan kemandirian masyarakat yang berada disekitar perusahaan, hal itu diugkapkan tokoh masyarakat dan Dosen Sosiologi Universitas Palangka Raya (Unpar), DR. Sidik Rahman Usop di Palangka Raya.

Menurutnya, dengan mekanisme CSR perusahaan dapat mengembangkan ekonomi kreatif masyarakat, dimana perusahaan dapat berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai kebutuhan dan keahlian mereka.

“Hal tersebut merupakan tanggung jawab perusahaan sebagai pengelola kawasan dan sebagai upaya perusahaan untuk menghilangkan rasa ketergantungan masyarakat terhadap mereka, karena ketika suatu masyarakat sudah terlalu tergantung maka akan menyebabkan hilangnya rasa kemandirian dan upaya untuk berkembang,” terangnya.

Sayangnya, dia menambahkan, minimnya pemahaman yang diterapkan dalam konsep-konsep CSR oleh perusahaan baik swasta maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN), menganggap bahwa konsep tersebut merupakan beban pengeluaran dan dalam penerapannya bukan strategi bisnis perusahaan.

“Pola pikir tersebutlah yang harus diubah oleh perusahaan, agar masyarakat yang berada disekitar perusahaan bukan merupakan beban yang harus dilupakan karena dianggap tidak menguntungkan mereka,” jelasnya.

Disisi lain, Direktur Yayasan JARI Indonesia Kalimantan Tengah (Kalteng), Linggarjati, mengatakan, CSR merupakan kepedulian perusahaan yang didasari tiga prinsip dasar dikenal dengan istilah Triple Bottom Lines, yakni Keuntungan (Profit), Masyarakat (People) dan Bumi (Planet).

Dimana, profit bertujuan untuk tetap berorientasi untuk mencari keuntungan ekonomi yang memungkinkan untuk terus beroperasi dan berkembang. People yaitu perusahaan harus memiliki keperduliannya terhadap kesejahteraan manusia atau masyarakat yang berada di sekitar perusahaan tersebut.

“Perusahaan dapat melakukan pemberian beasiswa bagi pelajar disekitar perusahaan, pendirian sarana pendidikan dan kesehatan, penguatan ekonomi lokal, bahkan merancang berbagai skema perlindungan sosial bagi warga setempat,” ungkapnya.

Selanjutnya adalah planet,yaitu perusahaan perduli terhadap lingkungan hidup dan keberlanjutan keanekaragaman hayati agar tidak terjadi kerusakan lingkungan dilokasi konsesi mereka perusahaan itu, terangnya.


Mengutip Prahalad dalam buku Competing For The Future, linggar mengatakan, “CSR adalah bisnis inti (core business) dan bukan kegiatan atau pekerjaan tambahan (extra works), sebagai bisnis inti CSR harus difasilitasi dan di support sepenuhnya bagi para pelaku bisnis.”

Catatan : Tulisan ini pernah terbit di Media Radar Sampit (Group Jawa Pos) pada
22/3/2011.

No comments: