Sunday, July 03, 2011

JAKARTA TIDAK EFISIEN JADI IBU KOTA PEMERINTAHAN

Palangka Raya, 20/11 (ANTARA) - Wacana pemindahan Ibu Kota Pemerintahan Republik Indonesia (RI) kembali terlontarkan oleh ahli ekonomi Indonesia, DR Drajad Wibowo.
"Jakarta sudah tidak efisien sebagai ibu kota itu iya, saya sebagai ekonom tahu betu kondisi Jakarta saat ini sungguh padat," ucapnya setelah menghadiri pelantikan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) dan Musyawarah Daerah (Musda) Partai Amanat Nasional (PAN) di Palangka Raya, Sabtu.
Menurutnya, kondisi Jakarta saat ini tidak efisien untuk kerja-kerja pemerintah pusat ketika harus berkoordinasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat dan elemen terkait lainnya.
"Bayangkan saja, ketika ingin rapat pemerintah dengan DPR saja bisa menempuh waktu satu jam bahkan lebih padahal lokasinya berdekatan, sehingga tidak jarang Menteri harus menyediakan lokasi yang berdekatan dengan senayan untuk rapat," ucapnya.
Dia mengatakan, pemindahan Ibu Kota pemerintahan disadari akan memakan biaya besar dan banyak faktor yang harus diperhitungkan secara matang.
Selain itu, wacana pemindahan Ibu Kota diperlukan evaluasi dan kajian-kajian yang sangat mendalam terlebih dahulu, baik kajian sosial, ekonomi, budaya dan hal lainnya.
"Secara pribadi saya sangat setuju apabila adanya pemisahan Ibu Kota pemerintahan dengan Ibu Kota bisnis (pusat perekonomian) seperti apa yang dilakukan Australia, Brazil, Malaysia dan negara lainnya," terangnya.
Bahkan apabila dimungkinkan, dia menambahkan, pusat pemerintahan dapat digabungkan dengan kantor DPR, Dewan Perwakilan Daerah (DPD) menjadi satu komplek untuk mempermudah kerja-kerja pemerintah untuk melakukan koordinasi.
"Mungkin apabila Istana Negara, DPR, DPD serta kantor pemerintahan dapat digabungkan jadi satu komplek maka akan mempermudah kerja pemerintah juga," ungkapnya.
Ketika ditanya tentang kesiapan Kota Palangka Raya untuk menjadi Ibu Kota pemerintahan oleh wartawan, dia mengatakan, Palangka Raya jadi Ibu Kota pemerintahan RI merupakan wacana yang telah lama dikemukan sehingga wajar kota tersebut menjadi salah satu perhitungan.
Ketika ditanya kembali apakah secara pribadi dia setuju apabila Ibu Kota dipindahkan ke Palangka Raya, dia menjawab, "saya belum melihat Palangka Raya secara utuh, jalan-jalan saja saya tidak, jadi saya belum tahu di daerah mana yang tepat untuk dijadikan Ibu Kota," tandasnya.