Sunday, July 03, 2011

WALHI KAMPANYE REDD DI AUSTRALIA

Palangka Raya, 4/11 (ANTARA) - Direktur Walhi Kalimantan Tengah, Arie Rompas mengatakan, Walhi akan berkampanye tetang Reduction Emission Deforestation and Degradation (REDD) di Australia.
Walhi bekerja sama dengan Friend of the Earth Australia mengadakan REDD speaking tour ke Australia di 4 kota besar (Melbourne, Brisbane, Canbera dan Sydney) dan mengagendakan bertemu dengan masyarakat Australia, Akademisi, Media Massa dan anggota parlemen untuk mengkampanyekan tentang pentingnya konteks keadilan dalam solusi perubahan ikilm dan ancaman atas skema REDD bagi masyarakat lokal, ucapnya di Palangka Raya.
Dia mengatakan, kegiatan REDD Speaking Tour ini dilaksanakan pada tanggal 5- 20 november 2010 dan ikuti oleh Teguh Surya (Kepala Departemen Advokasi Dan Jaringan Walhi), Arie Rompas (Direktur Ekskutif Walhi Kalteng) dan Muliadi (Masyarakat).
Menurutnya, kampanye Walhi di Australia akan mengangkat tentang akar persoalan dari perubahan iklim, dimana paradigma pembangunan yang mengejar pertumbuhan ekonomi yang rakus akan energi dan mengekploitasi sumber daya alam untuk pemenuhan industri negara-negara maju
Disisi lain negara-negara selatan termasuk indonesia yang memiliki hutan tropis juga ikut menyumbang atas pelepasan emisi karena tingginya degradasi dan deforestasi hutan akibat pengundulan dan kebakaran hutan.
Solusi yang dikeluarkan lebih menguntungkan negara maju dan tidak pernah mengarah kepada penyebab utama meningkatnya emisi gas rumah kaca diatmosfer namun dialihkan dengan skema perdagangan karbon.
"Dimana hal itu, merupakan bentuk pengalihan tanggung jawab negara maju dan pihak swasta untuk memperoleh keuntungan dari issue perubahan iklim malalui skema perdagangan karbon ini, terangnya.
Solusi perubahan iklim seharusnya menghargai hak untuk mendapatkan keadilan antar generasi atas prinsip-prinsip keselamatan rakyat, pemulihan keberlanjutan layanan alam, dan perlindungan produktifitas rakyat.
Dimana semua generasi baik sekarang maupun mendatang berhak terselamatkan akibat dampak perubahan iklim dan mampu beradaptasi terhadap perubahan iklim secara berkeadilan tanpa menafikan hak-hak yang melekat bagi setiap individu untuk hidup bebas tanpa ancaman tersingkirkan dari tanah sendiri.
"Jangan biarkan skema perdagangan karbon yang akan berjalan di Indonesia akan mengakibatkan kerugian baru dan mengancam masyarakat lokal tersingkirkan dari tanahnya sendiri," demikian Arie Rompas.